Purwoceng, atau Pimpinella pruatjan adalah kategori tumbuhan
obat yg khasiatnya sdh dipercaya orang
sejak ribuan tahun silam . Tumbuhan pegunungan ini menjadi semakin terkenal
disebabkan memiliki khasiat
afrodisiak atau meningkatkan gairah seksual
pada akar tumbuhan tersebut. Dalam
perkembangannya, akar biasa purwoceng diproses dan diolah menjadi bentuk bubuk, dan cara
mengkonsumsinya sebagai campuran minum kopi, teh atau susu.
Secara fisik
purwaceng termasuk tumbuhan kecil yang tumbuh mendatar / menjalar di atas
permukaan tanah mirip tumbuhan pegagan atau semanggi gunung tetapi dia tidak
merambat. Daun berwarna hijai kecil-kecil dengan diameter hanya 1 sampai 3 cm.
Purwaceng hanya ditemukan di Jawa dan hanya tumbuh di daerah
pegunungan tinggi. Daerah yang diketahui masih ditumbuhi purwaceng adalah
Dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah, Pegunungan Hyang (dikenal juga sebagai
suripandak abang) dan Pegunungan Tengger (dikenal sebagai gebangan dhepok).
Akibat populasi yang rendah dan permintaan industry yang semakin meninggi ,
saat ini purwoceng semakin langka upaya pembudidayaan untuk memperbanyak produksi
tumbuhan ini mengalami kesulitan disebabkan tumbuhan jenis ini sangat sulit
menghasilkan biji. Berbagai upaya banyak dilakukan sampai penelitian
perbanyakan in vitro melalui budidaya jaringan telah dilakukan untuk mengatasi
permasalahan ini, akan tetapi sampai dengan saat ini belum mampu menjawab
kebutuhan pasar yang semkin tinggi.
Sejak jaman kerajaan dahulu,khasiat afrodisiak dari purwaceng
telah dicatat oleh kalangan istana di Jawa.
Meskipun demikian Penelitian-penelitian ilmiah baru dimulai
pada masa-masa sekarang ini. Dari banyak penelitian yang telah dilakukan oleh banyak
perguruan tinggi dalam negeri diketahui bahwa ada efek nyata pada pemberian
purwaceng pada peningkatan kemampuan seksual, terutama kaum pria. Oleh karena khasiatnya
itulah, purwaceng sering disebut sebagai
Viagra tradisional , Viagra Indonesia, atau Viagra Jawa.
Dari hasil studi dan hasil penelitian oleh Institut
Pertanian Bogor (IPB) tahun 2007 seluruh bagian tanaman purwaceng dapat dimanfaatkan
menjadi obat tradisional, dan bagian yang paling tinggi khasiatnya ada pada
bagian akar.
Purwoceng juga memiliki sifat diuretika dan digunakan
sebagai aprosidiak, yaitu khasiat obat yang dapat meningkatkan atau menambah
stamina .Hal ini diakui oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Indonesia.
Seperti pada umumnya tumbuhan yang berkhasiat sebagai
aprosidiak purwoceng juga mengandung senyawa-senyawa turunan saponin, alkaloid,
tanin, dan senyawa-senyawa lain yg juga berkhasiat sebagai penguat fisik tubuh
serta memperlancar sirkulasi peredaran darah.
Pada akar purwoceng yang menyerupai wortel berwarna putih, dengan
panjang sekitar 10 cm adalah bagian bahan paling aktif yg mengandung turunan
senyawa kumarin yang sering digunakan dalam industri obat modern, tetapi bukan
untuk aprodisiak tetapi lebih dipruntukkan sebagai anti bakteri, anti fungi dan
anti kanker.
Cara memperoleh khasiat purwoceng secara nyata, Purwaceng
harus diminum selama 7 s/d 15 hari secara teratur. Khasiat lain tanaman purwoceng adalah menghangatkan tubuh, mentralisir
saraf dan otot, menghilangkan masuk angin & pegal linu, melancarkan BAK (
buang air kecil ), sebagai obat analgetika ( penghilang rasa sakit), sebagai
obat penurun panas,sebagai obat cacing, sebagai antibakteri dan sebagai obat
anti kanker.
Rasa pedas adalah rasa khas yg asli terkandung dalam
purwoceng. Dan rasa pedas itu dihaslikan oleh akar dan biji dari tanaman purwoceng
tersebut.
PASANG KODE IKLAN ANDA DI SINI